11 Juni 2010

Cerita Sepeda dan Kanglurik

11 Juni 2010
Dijalanan, sepeda bukanlah kelas sosial paling bawah tetapi merupakan kelas sosial paling tinggi.



Bersepeda memang identik dengan namanya capek, ngos-ngosan, kepanasan, kehujanan dan lama. Memang semua hal itu benar. Sepeda hanya bisa jalan kalo ada yang mengayuh pedalnya dan yang mengayuh pedal adalah manusianya.
Sepeda tidak butuh namanya premiun atau pertamax. Juga tidak mengakibatkan polusi udara. Sepeda hanya butuh dihargai!!!

Pengendara sepeda di Kota Besar, Jakarta misalnya, memang tidak mudah. Butuh kehati-hatian lebih dari pengendara sepeda itu sendiri maupun dari pengendara lainnya. Pengendara motor di Jakarta memang terkenal ugal-ugalan. Ada sela dikit, trobos. Lampu masih merah tapi nggak ada polisi, terus bang. Jalan macet ada trotoar nganggur, sikat mang!!!

Kanglurik nggak pernah ya???

emmmm,, ada aja. Hahaha.... *setidaknya kanglurik ingin berubah*

Sudah dua minggu ini tidur kanglurik ditemani oleh si Kutai, nama sepeda kanglurik. Sepeda yang kanglurik beli 2nd *jangan bilang-bilang ya* dari teman. Bersepeda merupakan hobi sekaligus hiburan tersendiri bagi kanglurik. Kanglurik bisa menikmati Jalanan Ibukota ini dengan mengendarai sepeda. Sekalian jalan-jalan bisa sambil berolah-raga. Betis langsung membesar, fisik juga semakin Ok. hahaha

Bersepeda juga nggak menimbulkan polusi berbahaya kecuali sang pengendara habis makan jengkol dan perutnya mules. Hanya butuh sebungkus nasi uduk plus aer minum sebotol udah bisa ngegowes kemana kita mau. Jalanan banjir juga nggak menjadi kendala *yang bener kang???*.

Bersepeda mulai dari kita sendiri
Bersepeda mulai dari sekarang
Bersepeda mulai dari mana aja... *maksa*

Yuk mari bersepeda...

0 Commeng: